Selain dikenal sebagai minuman penghangat tubuh, bir disebut-sebut bagus
untuk perawatan rambut, terutama untuk jenis rambut kering. Benarkah
anggapan itu?
“Sejauh ini saya belum tahu keakuratan informasi
tersebut. Hanya saja menurut pendapat saya, (bir) justru kurang bagus
untuk rambut, karena untuk kesehatan saja bir kurang bagus. Perawatan
rambut lebih ke nature (alam) justru sangat baik bagi kesehatan rambut,”
kata pakar kecantikan Fenny Hamid.
Fenny merupakan ahli
kecantikan yang bekerja sama dengan beberapa merek milik perusahaan
consumer goods. Kata dia, perawatan kecantikan dengan bir di Indonesia
belum populer. “Justru kalau itu dikenalkan di sini, saya kira akan
menimbulkan pro dan kontra. Bir itu kan mengandung alkohol. Walaupun
konsentrasinya nol koma, tapi sebagai orang timur pasti akan ada yang
mencermati masalah itu,” katanya.
Mengutip beberapa artikel di
media asing, bir disebut sebagai obat yang sangat populer dan efektif
untuk rambut kering. Proses perawatannya tidaklah rumit. Cukup
semprotkan bir organik pada rambut kering, lalu sisir rambut dengan
sisir bergigi jarang. Hal ini akan membantu menyebarkan bir ke dalam
rambut secara tepat.
Usai disemprot bir, sebaiknya rambut
dibungkus dengan menggunakan handuk. Biarkan sekitar setengah jam, untuk
kemudian bilas dengan air dingin sampai bersih. Kandungan dalam bir ini
disebut bisa berfungsi sebagai conditioner yang baik bagi rambut
kering, hingga membuat rambut lebih bersinar.
Selain mengatasi
rambut kering, bir organik juga dipercaya mampu mengatasi masalah rambut
tipis yang kerap dialami wanita. Untuk mencegah penipisan berlanjut,
gunakan campuran bir dan susu. Campuran kedua bahan dicampur sedikit air
ini digunakan untuk memijat lembut kepala, hingga bahan meresap ke
dalam folikel rambut dan kulit kepala.
Setelah itu, biarkan
15-20 menit, barulah mencuci rambut dengan shampo ringan dan menggunakan
air dingin. Rambut harus dibiarkan kering secara alami.
Kendati
bir disebut memiliki manfaat, tapi tidak disarankan terlalu sering
digunakan. Bahkan, penggunaan harus dihentikan untuk kulit sensitif.
Fenny
mengatakan, selain perawatan tersebut belum populer di masyarakat,
produk perawatan kecantikan dari luar negeri belum tentu cocok untuk
orang Indonesia. Sebab, karakter orang barat dan timur itu berbeda.
“Tekstur
rambut bule belum tentu sama dengan tekstur rambut orang Asia. Jadi
nggak semua produk dari luar negeri bagus untuk Indonesia, baik
pemasaran maupun fungsinya,” jelasnya.
"Kalau misalnya rambut
orang luar negeri cocok pakai produk campuran alkohol, belum tentu di
Indonesia cocok karena kita beriklim tropis,” jelasnya.
Menurutnya,
penggunaan alkohol untuk perawatan bisa saja, tapi ada batasan. Sebagai
contoh, pembersih kuku seperti nail removal mengandung alkohol. Akan
tetapi sifatnya hanya obat luar, tidak masuk ke dalam tubuh. Jika
alkohol masuk ke dalam tubuh secara kontinyu, jelas akan memengaruhi
kekebalan tubuh.
“Saya sendiri belum pernah melihat ada
treatment rambut kering dengan produk rambut yang mengandung alkohol.
Tapi saran saya, jika ingin menggunakan produk baru yang mengandung
alkohol, mungkin akan lebih baik bila ada uji sampel dulu,” tambahnya.
Fenny
lebih condong menyarankan perawatan rambut secara aman dan sehat.
Karena iklim di Indonesia hanya ada dua, maka perawatan rambut cukup
simpel. Cukup membersihkan rambut dua hari sekali. Selain itu, pilihlah
produk rambut sesuai dengan kebutuhan rambut.
Jika kulit kepala
berketombe, lanjutnya, maka gunakan shampo anti-dandruff. Apabila
rambutnya berminyak maka harus berhati-hati dalam penggunaan
conditioner. “Untuk rambut berminyak, conditioner jangan sampai kena
kulit kepala karena akan semakin membuat kulit kepala berminyak. Cukup
oleskan pada batang rambut,” tandasnya.
Meski sekarang produk
perawatan rambut sangat variatif, jangan lupa melakukan perawatan rambut
secara natural dari buah-buahan. “Misalnya bikin sendiri dari avokad,
sangat bagus untuk rambut. Penyerapannya jauh lebih bagus dan lebih
sehat. Paling tidak seminggu sekali atau sebulan sekali. Hasilnya akan
lebih terlihat dibanding perawatan instan,” jelas alumnus Universitas
Moestopo dan berlatarbelakang pendidikan kecantikan ini.
No comments:
Post a Comment