Dikisahkan ada seorang anak perempuan yang merasa sedih dan marah ketika mendapati tidak ada kue ulang tahun buatan ibunya yang selama ini selalu ada ketika ia berulang tahun. Mengetahui hal tersebut ia pun meninggalkan rumahnya dalam keadaan kecewa dan menyalahkan keluarganya yang tak satu pun mengucapkan selamat dihari jadinya itu. Anak itu terus berjalan keluar rumah dengan berbagai perasaan yang berkecamuk. Berbagai pikiran negatif pun menyelimutinya, dia mulai berpikir kalau keluarganya sudah tidak menyayangi dia dan terbukti dihari ulang tahunnya hari ini.
Setelah berjalan sekian lama, perutnya pun mulai berbunyi dan dia akhirnya menyadari sudah berjalan jauh dari rumah dan perlu mengisi perutnya dengan makanan. Dia melewati sebuah toko kue dan terdiam di depan etalase berisi pajangan kue-kue yang dijual. Tak lama kemudian sang pemilik pun keluar dan bertanya jika anak itu menginginkan kuenya maka dia boleh memakannya.
Tak berfikir lama, anak itu masuk dan memakan kue yang dihidangkan untuknya dan dia pun tiba-tiba menangis. “Kenapa kamu menangis?” Tanya si pemilik toko kue itu. Anak ini memberikan jawabannya seraya menangis dan menatap sisa-sia kue yang baru saja dimakannya.
Si pemilik toko mendengar jawaban dari sang anak yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya, tapi kue ulang tahun yang ditunggu-tunggu tidak kunjung ada dan itu mebuatnya sedih sehingga ia berfikir bahwa ibu dan keluarganya tidak lagi menyayanginya. Bahkan ucapan selamat dari mereka pun tidak ada.
Anak itu terharu dengan si pemilik toko yang memberi kue padanya padahal mereka tidak saling mengenal. Pemilik toko itu pun menjawab, “Jika dengan kue yang baru saja saya beri kamu sudah menangis, seharusnya kamu bisa jauh lebih terharu dengan kue yang diberikan oleh orang tuamu sejak kecil”.
Menyadari kekeliruannya, anak itu pun pulang ke rumah dan mendapati ibu dan keluarganya ternyata sudah menyiapkan sebuah pesta kejutan. Anak itu pun meminta maaf karena sudah berpikir negatif dan hanya melihat apa yang ada di depan mata saja.
Dari kisah di atas kita bisa belajar bagaimana terkadang kita bisa dengan mudah menyimpulkan sebuah kejadian dengan berbagai asumsi negatif. Kita tidak berusaha untuk coba bersabar mendengar atau mencari tahu alasan dibaliknya. Kebiasaan kita yang seperti itu tidak hanya merugikan diri kita sendiri tapi orang lain yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu marilah belajar untuk bisa mengendalikan diri dengan mau bersabar.
No comments:
Post a Comment